MEDAN | Bertempat di Orchid Garden Cafe (Anggrek Cafe) Jln. Pelajar Timur No 171, Kota Medan, Rabu (10/9/2023), GemaSaba mengajak masyarakat kaum milenial untuk mencegah politik identitas dalam memilih.
Pada kesempatan itu, Dr Iwan MHI selaku Akedimisi Sumut kepada wartawan mengatakan bahwa, pada tahun politik 2024 sebahagian besar akan diisi kaum anak muda sebagai pemilih.
Lanjut Iwan, dengan usia muda yang tingkat ketidak stabilan emosional dan dengan pengetahuan yang sangat dangkal kaum milineal ditakutkan akan terjebak pada politik identitas.
“Kita tidak mengatakan politik identitas itu selamanya tidak baik, dan tentunya juga ada hal hal positif. Apabila dalam suatu bentuk dilakukan suatu upaya perlawan pada pemerintah, maka hal itu merupakan suatu yang tidak dibenarkan,” ucap Iwan.
Oleh karena itu lanjut Iwan, dalam kegiatan ini, kita mengajak anak muda dan mahasiswa untuk bisa memahami kondisi politik saat ini agar untuk tidak terjebak pada politik identitas.
Sementara, Muhammad Aldi Pramana SM Ketua DPW GemaSaba Sumut menerangkan bahwa, menjelang Pilpres 2024, anak muda sebagai agen of chage/sebagai agen perebuahan harus mengambil andil dalam mensukseskan pemilu 2024.
“Tentunya, harapan kita kedepan ditahun 2024 ini, para pemuda memiliki pemikiran pemikiran yang positif dan terbaik,agar anak muda dapat membantu pemerintah untuk mensosialisasikan soal pemilu damai.
Oleh karena itu mari sama-sama kita bergotong royong untuk pemilu damai 2024 dan yg terpnting kita sangat menolak berita-berita hoax jelas pemilu ini”ujar Muhammad Aldi.
Betepatan pada kegiatan itu, Payung Harahap SE MM Komisioner Bawaslu Sumut yang turut hadir menjelaskan bahwa, politik identitas memicu terjadinya konflik yang terkesan melebihkan kelompok dan golongan yang menimbulkan permasalahan.
Masih Payung Harahap, agar menghindari terjadinya konflik dan timbulnya propokasi terhadap kaum pemuda yang pertama melajukan kroscek, cek dan ricek informasi menghindari terjadinya hoax.
“Bukan hanya dalam ajaran agama, namun dalam konteks kebersamaan, kesatuan dan keutuhan berpotensi apabila hoax itu menjadi informasi yang merajalela ditengah tengah masyarakat,” ujar Payung
#tin#