GLOBALDETIK.COM | BANDA ACEH – Di Blang Ara, Aceh Utara, pada 8 Juni 1996, lahir seorang pemuda berbakat bernama Syeh Marzawi. Ia adalah seorang seniman kaligrafi, pendidik, dan pelopor seni yang telah membawa kebanggaan bagi keluarga, masyarakat, dan tanah kelahirannya. Dedikasinya dalam menjaga keindahan dan kelestarian seni kaligrafi Islam telah menjadikannya inspirasi bagi banyak orang.
“Marzawi itu sosok yang rendah hati, tapi semangatnya luar biasa. Dari kecil dia sudah rajin belajar dan selalu ingin membuat sesuatu yang bermakna. Dia sering bilang bahwa seni adalah cara untuk membawa keberkahan. Kami semua di keluarga sangat bangga dengan pencapaiannya,” kata Ibnu Malik, abang sepupu Syeh Marzawi yang juga Wakil Ketua Persatuan perantau Aceh Malaysia (PPAM).
Pendidikan Marzawi dimulai di IAIN Lhokseumawe, tempat ia menyelesaikan jenjang S1. Kini, ia tengah menempuh studi magister di Universitas Al-Azhar Cirebon (UAC) Mojokerto. Di samping itu, ia juga merupakan CEO Toemar_Creative sekaligus guru kaligrafi yang mengajar di berbagai instansi.
Salah satu pencapaian besar Marzawi adalah keberhasilannya memamerkan karyanya di Museum Istiqlal Jakarta, sebuah prestasi yang menjadi kebanggaan bukan hanya untuk dirinya tetapi juga masyarakat Aceh. Selain itu, karyanya telah mempercantik masjid-masjid besar di Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Pidie, Langsa, dan Aceh Tamiang.
“Dia pernah cerita ke saya, katanya bertemu dengan kaligrafer hebat dari luar negeri adalah pengalaman yang sangat berharga. Itu menjadi motivasi buat dia untuk terus mengembangkan seni ini. Marzawi bilang bahwa seni kaligrafi adalah cara dia mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” tambah Malik.
Inspirasi terbesar Marzawi berasal dari gurunya, Ust. H. Rudiyanto, KSS. MA. Ia sangat terkesan dengan kisah gurunya yang mampu berhaji pada 2009 dari hadiah kemenangan kaligrafi. Kisah tersebut memotivasi Marzawi untuk mengikuti jejak sang guru. Pada 2017, berkat karya kaligrafinya, Marzawi berhasil berangkat ke tanah suci bersama kedua orang tua dan adiknya, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan.
Selain seni, Marzawi juga aktif dalam olahraga seperti badminton, voli, dan futsal. Namun, yang paling utama, ia memiliki misi besar untuk membumikan seni kaligrafi di seluruh pelosok Aceh. Ia bercita-cita agar setiap anak di Aceh mampu menulis huruf Arab dengan benar dan indah.
“Dia sering bilang ke saya, ‘Kaligrafi itu bukan cuma seni, tapi cara untuk menjaga tulisan Al-Qur’an tetap hidup dan indah.’ Pesan dia ke anak-anak muda di Aceh adalah untuk terus belajar kaligrafi, karena seni ini adalah warisan yang harus kita jaga,” ujar Malik.
Syeh Marzawi adalah bukti nyata bahwa seni bisa menjadi jalan keberkahan. Melalui dedikasi dan karya-karyanya, ia telah menginspirasi banyak orang, mengharumkan nama Aceh, dan menjaga keindahan seni Islam tetap hidup.
Dalam kabar terbaru, Syeh Marzawi akan melangsungkan resepsi pernikahan dengan wanita pujaan hatinya, Dina Humaira Andini, pada Selasa, 28 Januari 2025. Malik turut menyampaikan ucapan selamat atas pernikahan Marzawi dan berharap agar ia dapat melanjutkan seluruh impiannya dengan penuh keberkahan. “Semoga pernikahan ini menjadi langkah baru yang membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidupnya,” ujar Malik.
Syeh Marzawi tidak hanya dikenal sebagai seniman kaligrafi, tetapi juga sebagai teladan yang menginspirasi generasi muda untuk menjadikan seni sebagai jalan keberkahan dan pengabdian
(AR)