Globaldetik.com | Kota Langsa – Sebuah kasus perundungan yang menimpa seorang siswa di Kota Langsa telah menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan mengguncang masyarakat Kota Langsa. Kejadian ini telah mendorong Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kota Langsa, Bapak Sabri, S.STP, MSP, untuk menyampaikan pernyataan resmi dan komitmennya dalam menindak tegas para pelaku serta mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Dalam wawancaranya lewat WhatsApp kepada media ini pada hari Minggu, 16 Februari 2025, Bapak Sabri menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban dan masyarakat Kota Langsa. Ia mengakui bahwa kejadian ini sangat memilukan dan tidak seharusnya terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang.

Beliau dengan tegas menyatakan bahwa Dinas Pendidikan Kota Langsa sama sekali tidak menoleransi segala bentuk perundungan, kekerasan, atau intoleransi di lingkungan sekolah. Komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan ditegaskan kembali. Kejadian ini, menurut Bapak Sabri, menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan pengawasan dan pencegahan tindakan serupa.

Pihak keluarga korban telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib, yaitu Polres Langsa dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Langsa. Bapak Sabri menyatakan dukungan penuh terhadap proses hukum yang sedang berjalan dan akan bekerja sama sepenuhnya dengan kepolisian untuk memastikan keadilan bagi korban. Para pelaku akan diproses secara hukum sesuai peraturan yang berlaku tanpa pengecualian.

Selain upaya hukum, Dinas Pendidikan Kota Langsa juga berfokus pada pemulihan trauma korban.Kerjasama erat dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A) Kota Langsa dilakukan untuk memberikan dukungan psikososial kepada korban dan keluarganya. Pemulihan trauma korban menjadi prioritas utama, dan Dinas Pendidikan akan memastikan korban mendapatkan bantuan yang dibutuhkan untuk pulih secara fisik dan mental.

Untuk menyelidiki kronologi kejadian dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perundungan, sebuah tim investigasi internal telah dibentuk. Hasil investigasi akan digunakan sebagai dasar evaluasi dan perbaikan sistem pengawasan di sekolah-sekolah Kota Langsa. Evaluasi menyeluruh terhadap program pendidikan karakter dan anti-bullying di sekolah-sekolah akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi.

Diakhiri dengan seruan Bapak Sabri kepada seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan. Beliau menekankan bahwa perundungan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Harapannya, kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian bersama terhadap masalah perundungan di Kota Langsa dan Indonesia secara keseluruhan. Informasi lebih lanjut mengenai perkembangan kasus ini akan diinformasikan kepada publik, ujarnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *