Globaldetik.com | Langsa – Terjadi ketegangan di tubuh PTPN IV Regional 6 KSO Langsa menyusul kebijakan manajemen yang mengangkat pejabat dari luar kader eks PTPN I untuk mengisi kekosongan jabatan pimpinan. Hal ini menuai penolakan keras dari Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPBUN).

Kondisi mengancam kondusifitas Regional 6 KSO (sebelumnya bernama PTPN I) dan menganggu program transformasi yang sedang berjalan di tubuh BUMN Perkebunan dibawah Holding Perkebunan Nusantara. Hal ini menjadi perhatian Forum Komunikasi Putra Purti Indonesia Bersatu (FKPPIB) Korda Aceh.

Organisasi anak-anak karyawan BUMN itu menyatakan prihatin dengan kondisi gesesan antara manajemen PTPN IV dengan SPBUN Regional 6 KSO, berpotensi konflik merugikan manajemen Regional 6 KSO.

Berdasarkan hasil rapat kordinasi Kordinator Daerah (Korda) Sumatera digelar virtual membahas isu terhangat BUMN diwilayah Sumatera bertema “ BUMN : konflik kepentingan, persaingan yang tidak sehat antar perusahaan, bias penilaian kinerja, survival cost, hingga tingginya moral hazard.

Dua isu menjadi bahasan mengenai gangguan jaringan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Lubuk Linggau -Lahat, merupakan jaringan interkoneksi dan terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatera. Dan penolakan SPBUN Regional 6 KSO atas kebijakan PTPN IV induk Subholding KSO mengisi kekosongan jabatan yang informasinya diisi pimpinan dari luar Regional 6.

“Aspirasi sahabat (sebutan pengurus & anggota) FKPPI Korda Aceh salah seorang anak karyawan Regional 6 yang menerangkan setelah bergabung menjadi subholding Palmco (PTPN IV KSO), pimpinan puncak mulai dari Regional, SEVP sampai Kepala Bagian disisi dari luar kader Regional 6. Menimbulkan demovitasi karyawan yang selama ini telah berjibaku mempertahankan Regional 6 tetap berdiri,” kata Teungku Maulana Firman Ketua Korda Aceh, Kamis (06/06/24).

“Sebagai putra daerah merasa miris dengan kejadian ini, putra daerah juga memiliki kemampuan dan kompetensi serta potensi besar untuk memimpin. “Sudah saatnya PTPN IV memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi dan memajukan perusahaan dari dalam.” Kata Firman panggilan akrab Teungku Maulana Firman.

FKPPIB menyarankan manajemen PTPN IV untuk memaksimalkan potensi putra daerah dan mengedepankan transparansi dalam proses pengisian jabatan pimpinan. Mereka berharap PTPN IV dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan mengambil keputusan yang berpihak pada kepentingan karyawan dan kemajuan perusahaan.

 

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *